Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Desember 2011

DIALKTIKA REALITAS VS EGO IDEALIS; Pembacaan Jarak Jauh Jogja-Jakarta “Sondang Hutagalung”


Realitas adalah sebuah waktu dan tempat yang melingkupi makhluk yang berada dalam cengkramannya. Realitas adalah sebuah keadaan yang harus kita hadapi, realitas adalah apa adanya, itulah realitas yang selalu polos dengan penampilannya. Semua makhluk tanpa terkecuali selalu berdialektika dengan realitasnya, apapun bentuk dialektikanya baik dialektika yang saling menegasikan ataupun dialektika yang saling melengkapi dengan lingkungannya (baca: saling mendukung). Dan manusia sebagai salah satu makhluk yang berdialektika dengan realitasnya sudah sewajarnya mampu untuk mengukur realitas yang ada dihadapannya, apakah itu sesuai dengan keinginannya ataupun itu menyimpang dari keinginannya sebagi manusia.
Manusia yang diidentifikasi sebagai makhluk rasional yang mampu menggunakan akal ataupun kecerdasannya untuk mempelajari kemudian paham akan realitas terkadang dibenturkan dengan realitas tersebut, dan tentu saja yang benturan tersebut terjadi bukan hanya benturan secara fisik, tapi bias berbentuk psikis ataupun pengetahuan yang selama beberapa waktu telah didapatkannya. Sepemahaman saya, realitas tidak pernah berjalan secara linier dengan logika matematiknya dalam artian tidak selamanya jawaban realitas akan seperti jawaban matematika dasar 2+2= 4. Tetapi 4 sebagai sebuah hasil dari beberapa nilai yang ditambahkan bias berubah menjadi 5,6,8 bahkan 100 tergantung pemenang[1] yang menilainya.
Tentu kata pemenang di atas menggambarkan adanya individu atau beberapa yang mampu memangkan realitas untuk sesuai dengan keinginannya. Hal ini tidak dapat kita tolak karena memang seperti itu adanya. Dan sudah menjadi kebiasan alam untuk setiap zamannya menampilkan pemenang zamannya, akan tetapi sang pemenang akan menjadi tidak akrab dengan masyarakat atau lingkungannya apabila tidak dapat melihat kepentingan bersama yang lebih luas lagi, dan sang pemenang akan menjadi duri dalam daging ketika arah realitas di disain untuk kepentingannya sendiri dengan merusak kepentingan bersama yang menjadi idaman.
Realitas kita sekarang yang sepakat untuk berkebangsaan dan berkenagaraan Indonesia tentu akan prihatin dengan kondisi kenegaraan kita saat ini, dan tentu keprihatinan yang mendalam ini terlalu menyakitkan bila terus dipelihara dalam hati setiap mereka yang selalu mempertanyakan realitas yang tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Meraka para idealis yang selalu mendambakan penghuni kepulauan Nusantara dihuni para malaikat, mereka para idealis yang selalu mendambakan kesejahteraan social bagi seluruh rakyat Indonesia, mereka (para Idealis) adalah  makhluk aneh yang Tuhan turunkan untuk berfungsi sebagai pelurus atas keegoisan manusia yang selalu mementingkan kepentingan individu dan kelompoknya yang semakin memuakan.
Mereka idealis akan selalu berhadap-hadapan dengan realitas head to headkarena realitas tidak akan secara purna selesai berproses menjadi kerajaan akhiratnya Tuhan. Akan selalu ada yang mereka pertanyakan akan realitas yang ada, mereka tidak akan pernah terpuaskan dengan realitas yang berjalan dihadapannya, karena mereka selalu akan mempertanyakan komponen-komponen realitas yang mereka anggap tidak berjalan sesuai dengan yang seharunya. Mereka akan selalu mengkritisi hokum dan institusinya apabila hokum tidak berjalan sesuai dengan yang seharunya, begitupun dalam ranah kegiatan ekonomi, pendidikan, keagamaan dll. Karena mereka adalah makhluk surge yang merindukan kampungnya (kerajaan akhirat) yang mensejahterakan baik secara materiil maupun spiritual.
Sebuah dialektika panjang akan kita hadapi bila kita dengan seenaknya mendefinisikan Idealis, karena akan banyak mereka yang memposisikan dirinya sebagai Idealis, dan tentu saja memeprtanyakan mereka yang mendefiniskan orang Idelais, apakah dia juga Idealis?. Tapi, itu bukan hal penting menurutku. Karena ada hal lebih penting yang harus dijawab, apa yang telah mereka (para Idealis) lakukan untuk merubah realitasnya. Tentu sebuah pertanyaan yang tidak selesai hanya dijawab dengan simpul kata-kata yang akan hampa tanpa representasi realitasnya (baca: bukti).
Apakah pemenang yang menguasai realitas sekarang bukan seorang idealis?. Jawabanku, merka yang memenangkan realitas yang mengendalikan sekarang adalah seorang ‘idealis’ juga, karena mereka telah berjuang dengan gigihnya untuk mewujudakan realitas yang berjalan sesuai dengan ideagagasan yang mereka yakini, dan itu harus diapresiasi. Tetapi disinilah kita menyaksikan mereka para idealis dan ‘idealis’ pun saling bertempur untuk mewujudkan realitas yang saling mereka perjuangkan. Dan disinilah salah satu keuntungan bangsa yang banyak mendidik anak mudanya untuk menjadi idealis, akan terjadi inner dinamicskedinamisan gagasan yang akan mencoba menciptakan realitas yang terbaik dan paling baik.


ΓΌ  Frustai akan realitas atau perjuangan ‘irrasional’ makhluk duniawi.
Sondang Hutagalung adalah aktivis mahasiswa yang baru dikenal dengan tingkahnya dengan membakar diri di depan Istana merdeka. Perbuatan yang akan membuat kita orang awam akan merasa ngeri bila mengimajenasikannya, dan tentu kitapun mempertanyakan motif-motif apa saja yang dijadikan argument olehnya sehingga berani mengambil keputusan yang tidak pernah kita pikirnan. Sebuah tindakan yang di atas rasionalalisasi kita untuk melakukannya. Saya tahu saya makhluk rasional, tetapi belum tentu saya mau melakukan hal seperti itu dan mungkin tidak akan.
Hanya asumsi yang dapat saya kumpulkan bila sedikit mengikuti perkembangan berita saudara saya Sondang Hutagalung, tingkah membakar diri di anggap oleh media sebagai sebuah bentuk frustasi akan realitas yang dia hadapi dalam konteks kehidupan berkebangsaan dan berkenegaraan kita. Bagaimana tidak, dia yang selalu aktif menyuarakan penuntasan kasus munir tidak pernah mendapatkan jawabannya, dia yang selalu menggugat kemiskinan masih menyaksikan rakyat Nusantara bermiskin ria dengan di fasilitasi oleh negaranya. Tentu itu semua akan bertarung dalam pikirannya. Dan tidak elok kata frustasi kita samakan dengan mereka yang frustasi akan kehidupannya sendiri sehingga nekat bunuh diri. Tapi dia (Sondang Hutagalung) kalaupun kita sebut frustasi, dia tidak memikirkan dirinya sendiri tetapi memikirkan lingkungannya, memikirkan rakyat Indonesia, memikirkan kesejahteraannya yang kitapun yang dipikirkan olehnya belum tentu memikirkan diri kita sendiri apalagi beraksi untuk menuntuk hak kita. Luar biasa!!!!!!!!!!
Tingkah membakar diri tidaklah dapat kita terima sebagai makhluk yang rasional, lalu apakah kita menempatkan posisi Sondang sebagai seorang yang irrasional atau manusia yang tidak bepikir dengan akibat yang akan dia terima apabila dia membakar diri???. Tentu pikiran tersebut adalah perbuatan dzalim yang kita lakukan terhadap dia (Sondang). Yang mungkin catatan kecil yang saya tuliskan untuknya adalah pikiran dia ataupun dialektika dia berada di atas kita, dan hati dia berada di atas kita, dan pengorbanan dia berada di atas kita. Dia ingin menjadi sumbu bom yang akan meledak yang diharapkan dengan ledakan tersebut kita yang hidup dapat terbangun dan memperjuangkan kembali kehidupan yang kita idam-idamkan. Setidaknya kehidupan yang mensejahterakan, kehidupan yang mencerdaskan tanpa mengorbankan manusia satu hanya demi manusia yang lainnya.
Penulis: Kamal Mukhtar


[1] Pemenang adalah mereka yang dapat mendikte realitas agar sesuai dengan keinginannya.

Kamis, 17 November 2011

Wacana Kabinet Indonesia


Wacana reshuffle kabinet Indonesia bersatu jilid II dimulai ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan pernyataan dalam forum Tarbiyah Islamiyah di Jambi (22/9), SBY mengatakan : ‘Bulan depan akan genaplah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II berusia dua tahun. Sehingga dengan pola pikir seperti itu, evaluasi separuh jalan, saya mesti mengatakan sekaranglah saat yang tepat untuk melakukan penataan kembali atas kabinet yang saya pimpin,’. Pernyataan presiden tersebut mendapat konfirmasi dari Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga yang menyebutkan bahwa reshuffle akan dilakukan pada hari-hari pertama memasuki tahun ketiga kabinet.

Mengesampingkan Hukum dan keadilan diabaikan


Sengaja saya menulis dengan mengangkat tema ini, karena saya melihat masih banyak ketimpangan dan ketidakadilan yang kerap terus terjadi di kalangan masyarakat. Di mana saat ini kita lihat dengan secara nyata bahwa pemerintah yang seharusnya berkewajiban untuk melindungi masyarakatnya dari hak-haknya sebagai warga Negara agar jauh dari segala penindasan, kezaliman dan ketidakadilan namun yang ada hanyalah kekecewaan semata.

Selasa, 01 November 2011

RESHUFLE KABINET 'ALA' SBY

Wacana reshuffle kabinet Indonesia bersatu jilid II dimulai ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan pernyataan dalam forum Tarbiyah Islamiyah di Jambi (22/9), SBY mengatakan : ‘Bulan depan akan genaplah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II berusia dua tahun. Sehingga dengan pola pikir seperti itu, evaluasi separuh jalan, saya mesti mengatakan sekaranglah saat yang tepat untuk melakukan penataan kembali atas kabinet yang saya pimpin,’. Pernyataan presiden tersebut mendapat konfirmasi dari Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga yang menyebutkan bahwa reshuffle akan dilakukan pada hari-hari pertama memasuki tahun ketiga kabinet. 

REFLEKSI SUMPAH PEMUDa


“100 orang hanya bermimpi, tetapi berikanlah aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia!”Itulah sepenggal pidato dari Bung Karno yang menunjukkan betapa kuatnya harapan Bung Karno terhadap pemuda Indonesiasebagai generasi penerus bangsa untuk terus berkarya.Pemuda memang bukanlah sekedar kategori manusia, juga bukan sekedar bagian khas dari penjumlahan penduduk, tetapi dia adalah salah satu penggerak sejarah manusia.Dan karena itu tidak salah jika sejarawan senior Taufik Abdullah menyatakan bahwa istilah pemuda menyandang di dalam dirinya beban sejarah.

Rabu, 13 Juli 2011

Rapat Kerja HMI Komfak Syari'ah & Hukum UIN Sunan Kalijaga

Rapat Kerja pengurus HMI Komisariat Fakultas Syari'ah & Hukum dilaksanakan pada hari kamis, 7 Juli 2011 bertempat di Rumah Kita. Raker ini sempat tertunda beberapa kali karena di lingkungan HMI Korkom UIN Sunan Kalijaga sedang sibuk mempersiapkan agenda Bimbingan Tes & Try Out masuk UIN Sunan Kalijaga. Dalam Raker ini disepakati beberapa program kerja yang nantinya akan menjadi acuan selama satu tahun kepengurusan HMI Komfak Syari'ah & Hukum periode 2011-2012 M/ 1432-1433 H. Berikut ini adalah program kerja pengurus HMI Komfak Syari'ah & Hukum periode 2011-2012 M/ 1432-1433 H.

Selasa, 12 Juli 2011

Optimalisasi Progressifitas dan Solidaritas sebagai upaya Menumbuhkembangkan Potensi Kader

Berbicara tentang perkaderan, maka kita akan berbicara tentang proses untuk menjadikan sebuah organisasi menjadi lebih baik. Proses tersebut adalah meliputi kuantitas dan kualitas kader dalam sebuah organisasi. Baik tidaknya sebuah organisasi bisa dilihat dari kader-kadernya (anggota-anggotanya). Sehingga bisa dikatakan perkaderan menempati bagian terpenting dalam sebuah organisasi.

HMI Komisariat Fakultas Syari'ah & Hukum

Pergantian nama komisariat ini pertama kali diusulkan adalah pada waktu RAK XX HMI Komisariat Fakultas Syari'ah pada 16-17 April. Mengingat Fakultas Syari'ah sendiri sudah berganti nama menjadi Fakultas Syari'ah & Hukum, maka beberapa peserta RAK mengusulkan pergantian nama Komisariat dari Komisariat Fakultas Syari'ah menjadi Komisariat Fakultas Syari'ah & Hukum. dalam RAK ini akhirnya juga terpilih M. Muhtar Nasir sebagai Formatur terpilih menggantikan Siti Maryam sebagai ketua demisioner.

Selasa, 05 Juli 2011

Nazar tak ada di Singapura, Yudhoyono terus memantau


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengetahui bahwa mantan bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin tidak lagi berada di Singapura.
"Sudah dilaporkan. Presiden telah menginstruksikan di bawah koordinasi Menko Polhukam untuk terus memantau perkembangan," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, di Bina Graha, Selasa, 4 Juli 2011.
Meski demikian, Julian enggan menyebut kapan Presiden mengetahui kabar tersebut. "Saya tidak bisa mengonfirmasikan soal itu ini keperluan penyidikan," ucapnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Singapura telah memberitahukan kepada Indonesia bahwa Nazaruddin tidak berada di Singapura sebelum ditetapkan sebagai tersangka.